Review Jurnal : Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja
Keuangan PT. Bumi Resources Tbk.
IDENTITAS
Judul :
Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Bumi Resources
Tbk.
Penulis : Marsel Pongoh
Jurnal : Jurnal EMBA
Volume : 1
Tahun : 2013
Nomor : 3
Halaman : Hal. 669 – 679
ABSTRAK
Penilaian
kinerja keuangan didasarkan pada peningkatan penjualan. Hal tersebut dapat
direfleksikan dalam suatu laporan, laporan yang menggambarkan perkembangan
kinerja keuangan perusahaan pada periode tertentu. Laporan tersebut biasa
disebut laporan keuangan. Agar laporan keuangan dapat berarti bagi pihak-pihak
yang berkepentingan maka perlu mengadakan analisa hubungan dari pos-pos dalam
laporan keuangan yang sering disebut analisis laporan keuangan. Tujuan
penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan PT. Bumi Resources
Tbk berdasarkan analisis rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif
menggunakan pengukuran rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.
Berdasarkan rasio likuiditas secara keseluruhan keadaan perusahaan berada dalam
keadaan baik, meski selama kurun waktu dari tahun 2009-2011 berfluktuasi.
Berdasarkan rasio rentabilitas secara keseluruhan perusahaan berada dalam
posisi yang baik. Berdasarkan rasio solvabilitas keadaan perusahaan pada posisi
solvable, karena modal perusahaan dalam keadaan cukup untuk menjamin hutang
yang diberikan oleh kreditor.
A.
Latar
Belakang
Salah
satu aspek yang dapat dilihat dalam rangka penilaian kinerja adalah dengan
meningkatnya penjualan. Dan semua hal tersebut dapat direfleksikan dalam suatu
laporan. Laporan yang menggambarkan perkembangan finansial perusahaan dari
suatu periode tertentu. Laporan tersebut biasa disebut dengan laporan keuangan.
Laporan
keuangan merupakan salah satu sarana penting untuk mengkomunikasikan informasi
keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Esensi laporan keuangan sangat
penting mengingat dari laporan keuangan berbagai keputusan penting mengenai
kelangsungan hidup dari entitas bisnis terjadi. Tujuan utama dari laporan
keuangan adalah penyedia informasi yang penting bagi users of information.
Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 dijelaskan
bahwa tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
yang berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi. Agar dapat
memberikan informasi yang berguna, maka laporan keuangan harus berkualitas.
Pencatatan
pengeluaran dan penerimaan setiap akhir periode akuntansi dinyatakan perusahaan
dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, dan laporan arus kas. Dengan mengadakan analisa terhadap
pos-pos neraca dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran tentang posisi
keuangan, sedangkan analisa terhadap laporan rugi laba akan memberikan gambaran
tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan.
Laporan
keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai sarana evaluasi dari pekerjaan
bagian akuntansi, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai
sarana evaluasi saja tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan atau menilai
posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut
pihak-pihak yang berkepentingan mengambil keputusan. Nilai yang tercantum dalam
laporan keuangan selalu berubah-ubah setiap periodenya, atau selalu mengalami
penambahan dan pengurangan. Perubahan nilai yang ada dalam laporan keuangan
akan berpengaruh di dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu laporan keuangan
sangat berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan misalnya pemilik
perusahaan, pemasok, investor, pegawai, pemerintah (khususnya dalam hal
perpajakan).
Dalam
hal ini analisa rasio dapat dipakai dalam memberikan gambaran kinerja keuangan
mengenai perkembangan perusahaan dan keberlanjutan perusahaan tersebut
melakukan usahanya. Analisa rasio adalah menggambarkan suatu perbandingan
antara jumlah tertentu (dari neraca atau rekening rugi laba) dengan jumlah yang
lain. Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan
tingkat likuiditas, rentabilitas, solvabilitas suatu badan usaha.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana
penerapan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Bumi Resources Tbk.
2. Bagaimana
menilai Analisis Laporan Keuangan sebagai salah satu alat untuk menilai kinerja
keuangan pada PT. Bumi Resources Tbk.
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Bumi Resources Tbk.
Berdasarkan analisis rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.
D.
Metode
Penelitian
1.
Metode Pengumpulan Data
Jenis
data yang digunahkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data
yang diukur dalam suatu skala numerik (angka) diperoleh dengan mengukur nilai
satu atau lebih variable dalam sampel atau populasi. Data yang digunakan dari
penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu:
a.
Data
Primer
Data primer merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media
perantara) yang secara khusus dikumpulkan oleh penulis.
b.
Data
Sekunder
Data sekunder yang dikumpulkan oleh penulis
antara lain :
a)
Gambaran Umum PT. Bumi Resources Tbk.
b) Laporan keuangan PT. Bumi Resources Tbk
tahun 2009 – 2011 yang meliputi neraca dan laba rugi.
Adapun
teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis, yaitu:
i.
Penelitian Lapangan
Penelitian ini dimaksud untuk memperoleh
sejumlah data berupa laporan keuangan PT. Bumi Resources Tbk.
ii.
Wawancara
Penelitian ini dimaksud untuk memperoleh
sejumlah data mengenai gambaran umum PT. Bumi Resources Tbk.
iii.
Dokumentasi
Penelitian ini dimaksud untuk mendukung
data sekunder PT. Bumi Resources Tbk.
2.
Metode Analisis Data
Metode
yang dipakai dalam penulisan ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif,
yaitu menjelaskan hasil penelitian yang berupa data-data laporan keuangan yang
berhubungan terhadap kinerja perusahaan. Data berupa informasi akuntansi yang
digunahkan oleh pihak manajemen dalam bentuk laporan keuangan yang kemudian
akan dianalisis dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang diperlukan dan
dapat menunjukan informasi mengenai likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.
E.
Hasil
dan Pembahasan
Hasil
penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, dilakukan
dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan yang telah di publikasikan.
Tabel
1. Laporan Keuangan PT. Bumi Resources Tbk.
|
Dalam Jutaan Rupiah
|
||
2009
|
2010
|
2011
|
|
Total Asset
|
55,933,615
|
63,363,659
|
66,814,128
|
Current Asset
|
17,362,616
|
23,161,472
|
23,406,190
|
Cash and Cash eq.
|
477,036
|
2,066,633
|
626,507
|
Trade Receivables
|
1,725,781
|
1,660,711
|
3,221,833
|
Inventories
|
1,305,157
|
1,066,485
|
1,425,051
|
Non Current Asset
|
30,570,997
|
40,202,107
|
43,407,930
|
Fixed Asset Net
|
8,196,568
|
7,397,292
|
8,201,277
|
Deffered Tax Assets
|
1,986,729
|
n.a
|
n.a
|
Other Assets
|
860,697
|
670,983
|
830,298
|
Liabilities
|
48,493,247
|
51,506,526
|
57,960,099
|
Current Liabilities
|
15,886,176
|
12,277,283
|
23,044,376
|
Trade Payables
|
1,749,840
|
999,456
|
1,561,480
|
Taxes Payable
|
2,068,089
|
1,978,105
|
1,925,884
|
Accrued Expenses
|
1,382,464
|
1,874,256
|
2,409,415
|
Non Current Liabilities
|
32,607,072
|
39,229,243
|
34,915,724
|
Shareholder Capital
|
7,440,367
|
11,857,133
|
10,667,629
|
Revenue
|
34,451,217
|
26,315,998
|
36,281,598
|
Cost Of Good Sold
|
23,963,687
|
17,644,829
|
21,825,408
|
Gross Profit
|
10,487,530
|
8,671,170
|
14,456,190
|
Operating Expense
|
4,488,002
|
2,812,562
|
4,261,406
|
Operating Profit
|
5,999,528
|
5,858,607
|
10,194,784
|
Other Income (Expense)
|
(1,133,570)
|
(1,088,754)
|
(4,767,123)
|
Profit and Loss before Taxes
|
4,865,958
|
4,769,853
|
5,427,661
|
Comprehensive Profit
|
1,790,218
|
2,392,058
|
1,950,547
|
Sumber : PT. Bumi Resources Tbk.
Pembahasan
Analisis Rasio Keuangan
1. Likuiditas
a.
Current
Ratio
Current ratio menunjukkan hubungan antara aktiva lancar
dengan kewajiban lancar suatu perusahaan.
Tabel 2. Current
Ratio PT. Bumi Resources Tbk.
Tahun
|
Hutang
Lancar
(a)
|
Aktiva
Lancar
(b)
|
Current
ratio
(c) = b
: a
|
2009
|
15,886,176
|
17,362,618
|
1,09
|
2010
|
12,277,283
|
23,161,472
|
1,88
|
2011
|
23,044,376
|
23,406,190
|
1,01
|
Sumber
: Data yang telah diolah
Tabel 2.
menunjukan bahwa tahun 2009 sebesar 1,09 dan tahun 2010 terjadi peningkatan
pada nilai rasio yang naik menjadi 1,88. Peningkatan ini terjadi karena nilai
pada nilai aktiva lancar yang jauh lebih besar dari peningkatan nilai hutang
lancar. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan rasio menjadi 1,01. Hal ini
tejadi karena hutang lancar perusahaan yang bertambah drastis.
b. Quick Ratio
Quick
ratio merupakan rasio
uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan.
Tabel 3. Quick
Ratio PT. Bumi Resources Tbk.
Tahun
|
Hutang
Lancar (a)
|
Aktiva
Lancar (b)
|
Persediaan
(c)
|
Quick
Ratio
(d) = b
– c : a
|
2009
|
15,886,176
|
17,362,618
|
1,305,157
|
1,01
|
2010
|
12,277,283
|
23,161,472
|
1,066,485
|
1,79
|
2011
|
23,044,376
|
23,406,190
|
1,425,051
|
0,95
|
Sumber
: Data yang telah diolah
Tabel 3.
diketahui pada tahun 2009 sebesar 1,01 kali. Dan pada tahun 2010 terjadi
peningkatan pada nilai rasio menjadi 1,79, peningkatan ini terjadi karena
terjadi penurunan yang pada nilai hutang lancar. Sedangkan pada tahun 2011
terjadi penurunan pada nilai rasio menjadi 0,95 ini disebabkan adanya
peningkatan nilai hutang lancar yang sangat besar sedangkan nilai aktiva lancar
yang tidak begitu mengalami perubahan.
c. Cash Ratio
Cash ratio merupakan rasio untuk mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayarkan hutang. Pada tahun 2009 sebesar
0,03 hal tersebut menunjukkan rasio kas yang kurang baik. Dan pada tahun 2010
terjadi peningkatan nilai rasio yang drastis menjadi 0,16. Peningkatan ini
terjadi disebabkan oleh adanya peningkatan nilai yang sangat besar pada nilai
kas dan setara kas serta penurunan pada bagian hutang lancar. Sedangkan pada
tahun 2011 terjadi penurunan nilai rasio menjadi 0,027.
d. Inventory to Net Working Capital
Inventory to Net Working Capital
digunakan untuk mengukur
atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja
perusahaan.
Tabel 4. Inventory
to Net Working Capital PT. Bumi Resources Tbk
Tahun
|
Persediaan
(a)
|
Aktiva
lancar
(b)
|
Hutang
lancar
(c)
|
Inventory
to NWC (d) = a : b – c
|
2009
|
1,305,157
|
17,362,618
|
15,886,176
|
0,88
|
2010
|
1,066,485
|
23,161,472
|
12,277,283
|
0,09
|
2011
|
1,425,051
|
23,406,190
|
23,044,376
|
3,93
|
Sumber
: Data yang telah diolah
Tabel 4.
diketahui pada tahun 2009 nilai rasio ini adalah 0,88. Dan pada tahun 2010
terjadi penurunan nilai rasio menjadi 0,09. Penurunan nilai rasio ini terjadi
akibat menurunnya nilai persediaan Sedangkan pada tahun 2011 terjadi
peningkatan nilai rasio menjadi 3,93.
2. Rentabilitas
a. Gross Profit Margin
Gross profit margin mengukur efisiensi pengendalian harga pokok.
Tabel 5. Gross Profit Magin PT.
Bumi Resources, Tbk.
Tahun
|
Penjualan
(a)
|
Laba Kotor
(b)
|
Gross
Profit Margin
(c) = b :
a
|
Gross
Profit Margin (%)
|
2009
|
34,251,217
|
10,487,530
|
0,30
|
30%
|
2010
|
26,315,998
|
8,671,170
|
0,32
|
32%
|
2011
|
36,281,598
|
14,456,190
|
0,39
|
39%
|
Sumber
: Data yang telah diolah
Tabel 5.
diketahui pada tahun 2009 sebesar 30% dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan
nilai rasio menjadi 32%, meskipun terjadi penurunan dalam volume penjualan,
tetapi gross profit margin mengalami peningkatan karena naiknya harga komoditas
batu bara. Sedangkan pada tahun 2011 Gross Profit Margin ratio mengalami
kenaikan 7% mengikuti trend perkembangan dari komoditas batu bara yang
meningkat.
b. Return on Investment (ROI)
Return on investment (ROI) mengukur kemampuan perusahaan dengan
menghitung jumlah aktiva yang digunakan dalam opersai perusahaan untuk
menghasilkan laba.
Tabel 6. Return On Investment PT.
Bumi Resources, Tbk.
Tahun
|
Total
Aktiva (a)
|
Laba
Bersih Sesudah Pajak (b)
|
Return On
Investment
(c) = b :
a
|
Return On Investment
(%)
|
2009
|
55,933,615
|
1,790,218
|
0,032
|
3,2%
|
2010
|
63,363,659
|
2,392,058
|
0,037
|
3,7%
|
2011
|
66,814,128
|
1,950,547
|
0,029
|
2,9%
|
Sumber
: Data yang telah diolah
Tabel 6.
diketahui tahun 2009 sebesar 3.2% dan pada tahun 2010 nilai rasio ini mengalami
peningkatan dari 3,2% menjadi 3,7%. Peningkatan ini terjadi karena peningkatan
nilai laba bersih sesudah pajak lebih kecil dari peningkatan nilai total
aktiva. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan nilai rasio menjadi 2,9%.
Penurunan ini terjadi karena nilai laba bersih sesudah pajak lebih kecil dari
peningkatan nilai total aktiva.
c. Return on Equity (ROE)
Return on equity (ROE) digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang
dimiliki oleh perusahaan.
Tabel 7. Return On Equiy PT.
Bumi Resources Tbk.
Tahun
|
Total
Modal (a)
|
Laba
Bersih Sesudah Pajak (b)
|
Return On
Equity
(c) = b :
a
|
ROE (%)
|
2009
|
7,440,367
|
1,790,218
|
0,2406
|
24,06%
|
2010
|
11,857,133
|
2,392,058
|
0,2017
|
20,17%
|
2011
|
10,667,629
|
1,950,547
|
0,1828
|
18,28%
|
Sumber : Data
yang telah diolah
Tabel 7.
diketahui pada tahun 2008 sebesar 24,06% dan pada tahun 2009 nilai rasio ini
menurun menjadi 20,17% ini terjadi karena terjadi peningkatan pada nilai laba
bersih sesudah pajak lebih kecil dari pada peningkatan nilai total modal.
Sedangkan pada tahun 2011 juga terjadi penurunan nilai rasio yang drastis
menjadi 18,28% akibat terus menurunnya nilai laba bersih sesudah pajak.
d. Net Profit Margin
Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.
Tabel 8. Net profit Margin PT.
Bumi Resources Tbk.
Tahun
|
Penjualan
(a)
|
Laba
Bersih
(b)
|
Net Profit
Margin
(c) = b :
a
|
Net Profit
Margin
(%)
|
2009
|
34,451,217
|
1,790,218
|
0,05
|
5%
|
2010
|
26,315,998
|
2,392,058
|
0,09
|
9%
|
2011
|
36,281,598
|
1,950,547
|
0,05
|
5%
|
Sumber : Data
yang telah diolah
Tabel 8.
diketahui pada tahun 2009 sebesar 5 % dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan
nilai rasio sebesar 4% menjadi 9 % sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan
nilai rasio menjadi 5 %. Penurunan ini terjadi akibat menurunnya nilai laba
bersih sedangkan penjualan terjadi peningkatan.
3. Solvabilitas
a.
Debt
Ratio
Debt to ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.
Tabel 9. Debt
ratio PT. Bumi Resources Tbk.
Tahun
|
Total
Aktiva
(a)
|
Total
Hutang
(b)
|
Debt
Ratio
(c) = b
: a
|
Debt
Ratio
(%)
|
2009
|
55,933,615
|
48,493,247
|
0,86
|
86%
|
2010
|
63,363,659
|
51,506,526
|
0,81
|
81%
|
2011
|
66,814,128
|
57,960,099
|
0,86
|
86%
|
Sumber
: Data yang telah diolah
Tabel 9.
diketahui pada tahun 2009 nilai rasio adalah 86% dan pada tahun 2010 terjadi
penurunan nilai rasio menjadi 81%. Penurunan nilai rasio ini terjadi karena
peningkatan nilai total aktiva lebih besar dari pada peningkatan nilai total
hutang. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan pada nilai rasio menjadi
86 %.
b.
Debt
to Equity Ratio
Debt to equity ratio adalah rasio yang membandingkan hutang
perusahaan dengan total ekuitas.
Tabel 10. Debt
To Equity Ratio PT. Bumi Resources Tbk.
Tahun
|
Total
Modal
(a)
|
Total
Hutang
(b)
|
Debt To
Equity Ratio (c) = b : a
|
Debt to
Equity Ratio (%)
|
2009
|
7,440,367
|
48,493,247
|
6,51
|
65,1%
|
2010
|
11,857,133
|
51,506,526
|
4,34
|
43,4%
|
2011
|
10,667,629
|
57,960,099
|
5,43
|
54,3%
|
Sumber
: Data yang telah diolah
Tabel
10. diketahui pada tahun 2009 sebesar 65,1% dan pada tahun 2010 terjadi
penurunan nilai pada rasio menjadi 43%. Penurunan nilai rasio ini disebabkan
oleh peningkatan nilai total modal yang lebih besar dari peningkatan nilai
total hutang. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan pada nilai rasio
menjadi 54 % karena menurunnya nilai total modal.
F.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Rasio likuiditas, secara keseluruhan keadaan
perusahaan berada dalam keadaan baik,meskipun selama kurun waktu dari tahun
2009 – 2011 berfluktuasi. Makin tinggi nilai rasio likuiditas, menandakan bahwa
keadaan perusahaan berada dalam kondisi baik atau liquid.
2. Rasio rentabilitas, secara keseluruhan dari
tahun 2009 -2011 keadaan perusahaan berada dalam posisi baik karena mengalami
peningkatan seiring kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba dan efisiensi
dalam menggunakan sumber daya.
3. Rasio solvabilitas, keadaan perusahaan tahun
2009 - 2011 berada pada posisi solvable. Hal ini dapat dilihat bahwa keadaan
modal perusahaan cukup untuk menjamin hutang yang diberikan oleh kreditor.
Sumber Referensi :
Oleh Marsel Pongoh (Universitas Sam
Ratulangi Manado), Vol. 1 No. 3 September 2013, Hal. 669 – 679.
Laporan keuangan PT bumi ada yg dlm bentuk rupiah?
BalasHapus