Analisis
Rasio Keuangan dengan Menggunakan
Rasio Likuiditas,
Solvabilitas dan Profitabilitas
“CV Lembu
Mada Nusantara”
Pengertian
Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan sangat berguna bagi perusahaan
karena merupakan informasi yang sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui
kondisi keuangan perusahaan apakah memuaskan atau tidak memuaskan.Dengan adanya
gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan tersebut sangat berguna bagi perusahaan
dalam mengambil keputusan kedepannya untuk kelancaran aktivitas perusahaan
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk memperoleh laba.
Analisis laporan keuangan dapat memaksimalkan informasi yang
masih relatif sedikit menjadi informasi yang lebih luas dan akurat. Hasil
analisi laporan keuangan dapat membuktikan berbagai masalah dari suatu laporan.
Laporan keuangan bisa menyembunyikan sesuat informasi yang salah tapi hasil
analisis laporan keuangan akan memperjelas semua laporan keuangan dengan
sejelas-jelasnya. Jadi analisis laporan keuangan merupakan alat yang digunakan
dalam memahami masalah dan peluang yang terdapat dalam laporan. Berikut ini
akan diuraikan tentang denfinisi analisis laporan keuangan menurut beberapa
ahli:
Menurut Munawir (2004 : 35), menjelaskan bahwa:
“Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaan atau mempelajari
daripada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (tren) untuk
menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang
bersangkutan”.
Tujuan
Analisis Laporan Keuangan
Dalam setiap perusahaan analisis laporan keuangan sangat
penting karena tujuan analisis laporan keuanagan adalah untuk menyederhanakan
data-data keuangan suatu perusahaan sehingga dapat dimengerti. Dalam
menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan harus dilakukan pengorganisir
atau mengumpulkan suatu data yang diperlukan, mengukur dan mengasa laporan
tersebut sehingga lebih menjadi berarti.
Dari analisis Laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan
untuk menyederhanakan informasi dari laporan keuangan tersebut. Berikut ini
akan dibahas secara lengkap mengenai kegunaan analisis laporan keuangan. Sofyan
(2006 : 195)
1. Dapat memberi informasi yang lebih luas, lebih dalam dari
pada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi tidak tampak secara kasat mata (exspicid)
dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik lapoaran keuanagn (imlpicid).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan
keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam
hubungannya dalam suatu laporan keuangan baik yang dikaitkan dengan komponen
intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari
luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat
melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk
prediksi,peningkatan (rating).
Pengertian
Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan laporan yang menyederhanakan
informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos yang
lainnya. Dengan dilakukan penyederhanaan tersebut sehingga lebih mudah atau
dapat menilai secara cepat hubungan antara pos dengan pos yang lainnya dan juga
dapat membandingkannya dengan rasio lain,dengan itu kita dapat memperoleh
informasi dan memberikan penilaian. Analisis keuangan tersebut merupakan alat
utama yang digunakan untuk memprediksi tingkat perkembangan perusahaan dimasa
yang akan datang.
Menurut Sofyan (2006 : 297), ”definisi dari Rasio Keuangan
adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan
keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan
(berarti)”.
Analisis
Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas ‘CV Lembu Mada Nusantasa’
Berdasarkan Laporan Keuangan CV Lembu Mada
Nusantara Samarinda, yaitu laporaan Neraca dan Laporan Laba Rugi tahun 2009,
2010 dan tahun 2011 maka dapat dihasilkan laporan keuangan, dengan alat
analisis rasio keuangan yaitu rasio Likuiditas, rasio Solvabilitas dan rasio Profitabilitas
atau rasio Rentabilitas dalam CV Lembu Mada Nusantara, ketiga rasio terebut
akan dipaparkan dibawah ini:
1.
Rasio
Likuiditas
Menurut Sutrisno (2008 : 222), Rasio Likuiditas merupakan rasio
yang menunjukkan kemampuan CV Lembu Mada Nusantara untuk membayar atau memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek yang segera harus dipenuhi. Adapun Indikator
variabel yang digunakan dalam rasio Likuiditas ini yaitu Current Ration,
Acid Test Ratio, dan Cash Ratio.
a. Current Ratio
Curent Ratio = (Aktiva
Lancar / Utang Lancar) X 100%
Tahun 2011 =
(2.649.017.800 / 633.281.236) X 100% = 418,30%
Tahun 2010 =
(3.170.396.700 / 603.095.894) X 100% = 525,69 %
Tahun 2009 =
(3.164.996.700 / 617.758.097) X 100% = 512,34%
ANALISIS
Current
Ratio menunjukkan kemampuan CV Lembu Mada
Nusantara untuk membayar utang yang harus dipenuhi oleh aktiva lancar. Dari
hasil analisis, terlihat bahwa Current Ratio perusahaan pada tahun 2011
mengalami penurunan sebesar 107,34% dibandingkan pada tahun 2010 dan tahun
2009. Hal ini disebabkan oleh penurunan aktiva lancar dari tahun 2010 ke tahun
2011 sebesar 16,45%,dikarenakan penurunan pada kas sebesar 16,16%. Sedangkan
untuk Utang Lancar pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 4,77%, hal ini
disebabkan utang usaha meningkat sebesar 15,92%. Apa bila dibandingkan dengan
standar yang ada, current ratio kurang diatas rata-rata yang telah
ditetapkan yaitu di atas 200%. Rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp.1,00 utang
lancar dijamin oleh Rp.5,25 aktiva lancar tahun 2010 dan Rp.4,18 aktiva lancar
tahun 2011 serta Rp.5,12% . aktiva lancar tahun 2009.
b. Acid Test Ratio
Acid Test Ratio = (Aktiva Lancar –
Persediaan) / Utang Lancar X 100%
Tahun 2011 = (2.649.017.800 - 200.500.000) / 633.281.236 X
100% = 386,64%
Tahun 2010 = (3.170.396.700 - 208.250.000) / 603.095.894 X
100% = 491,16%
Tahun 2009 = (3.164.996.700 - 257.600.000) / 617.758.097 X
100% = 470,64%
ANALISIS
Acid Test Ratio menunjukkan
kemampuan CV Lembu Mada Nusantara untuk memenuhi utang jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva yang lebih likuid. Dari hasil analisis terlihat bahwa Acid
Test Ratio/ Quick Ratio mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011.
Hal ini disebabkan aktiva lancar mengalami penurunan sebesar 16,45% dimana kas
mengalami penurunan sebesar 16,16%. Sedangkan persedian mengalami penurunan
dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 3,72% dan dari tahun 2009 ke tahun 2010
menurun sebesar 19.16% yang disebabkan oleh piutang wesel mengalami penurunan
sebesar 9,57% pada tahun 2011 dan 3,42% pada tahun 2010. Sedangkan untuk utang
lancar mengalami kenaikan dari tahun 2010 ketahun 2011 sebesar 4,77% yang
disebabkan oleh utang usaha perusahaan mengalami kenaikan sebesar 15,92%.
Disamping itu, rasio ini menunjukkan setiap Rp.1,00 utang lancar dijamin oleh pembayarannya
oleh aktiva likuid sebesar Rp.3,87 pada tahun 2010 dan sebesar Rp.4,91 pada tahun
2011 serta Rp.Rp4,71 tahun 2009.
c. Cash Ratio
Cash Ratio = (Kas +Efek) / Utang
Lancar X 100%
Tahun 2011 = (2.013.567.800 + 272.555.000) / 633.281.236 X
100% = 361,00%
Tahun 2010 = (2.301.016.700 + 321.125.000) / 603.095.894 X
100% = 434,78%
Tahun 2009 = (2.296.016.700 + 300.025.000) / 617.758.097 X
100% = 420,24 %
ANALISIS
Cash
Ratio menunjukkan kemampuan CV Lembu Mada
Nusantara untuk memenuhi utang lancar dengan menggunaknan kas dan surat
berharga di bank. Dari hasil analisis, terlihat bahwa cash ratio mengalami
penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 73,78%. Hal ini disebabkan kas
turun sebesar 12,49%. Untuk efek atau surat berharga mengalami penurunan yaitu
sebesar 15,12%. Dan utang lancar mengalami kenaikan sebesar 4,77% dimana utang usahanya
mkengalami peningkatan sebesar 15,92%. Rasio ini menunjukkan bahwa setiap
Rp.1,00 utang lancar dijamin pembayarannya oleh kas dan seratas kas sebesar
Rp.4,20 pada tahun 2009, Rp.4,34 pada tahun 2010 dan Rp.3,61 pada tahun 2011.
2.
Rasio Solvabilitas
Menurut Sutrisno (2009 : 217-218), Rasio Solvabilitas
merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan kemampuan CV Lembu Mada Nusantara
untuk membiayai kewajiban atau hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.
Adapun indikator variabel yang disesuiakan dari rasio Solvabilitas adalah Total
Debt to Total Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio.
a. Total Debt to Total Asset Ratio
Debt Ratio = (Total Hutang / Total
Aktiva) X 100%
Tahun 2011 = (1.790.725.325
/ 4.789.061.800) X 100% = 37,38 %
Tahun 2010 = (5.536.942.618 / 7.174.794.700) X 100% = 77,17%
Tahun 2009 = (4.913.689.404 / 6.643.199.700) X 100% = 37,97%
ANALISIS
Total
Debt to Total Asset Ratio menunjukkan seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau berapa bagian dari total aktiva yang
dibelanjakan dengan total hutang. Dari hasil analisis, terlihat bahwa debt
ratio mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 39,79%. Hal
ini disebabkan oleh total hutang turun sebesar 67,66% yang disebabkan oleh
hutang pajak pendapatan mengalami penurunan sebesar 33,25%. Sedangkan untuk
Total Aktiva mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 turun sebesar
33,25% yang disebabkan oleh kas dan seratas kas menurun sebesar 12,40% dan
piutang dan persedian mengalami penurunan sebesar 40,52% Jadi Rasio ini
menunjukkan bahwa 85,03% dari total aktiva pada tahun 2009,87,12% dari total
aktiva pada tahun 2010, dan 54,43% dari total aktiva pada tahun 2011
dibelanjakan dengan utang.
b.
Debt
to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio
= (Total Hutang / Modal)
X 100%
Tahun 2011 = (1.790.725.325
/ 3.289.893.564) X 100% = 54,43%
Tahun 2010 = (5.536.942.618 / 6.355.868.659) X 100% = 87,12%
Tahun 2009 = (4.913.689.404 / 5.778.444.552) X 100% = 85,03%
ANALISIS
Debt
to Equity Ratio, menunjukkan kemampuan Modal
sendiri dari bank yang dapat dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Dari
hasil analisis, rasio ini mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011
sebesar 32,69%. Hal ini disebabkan total utang mengalami penurunan sebesar 67,66%.
Sedangkan untuk modal dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan sebesar
48,24% yang disebabkan oleh penurunan cadangan umum mengalami penurunan sebesar
58,68%. Jadi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan modal
yang dimiliki untuk membayar total utangnya sebesar 85,03% pada tahun 2009,
pada tahun 2010 sebesar 87,12% dan 54,43% pada tahun 2011.
3. Rasio Profitabilitas
Menurut Sutisno (2009 : 222), Rasio Profitabilitas merupakan
rasio yang mengukur efektivitas manajemen CV Lembu Mada Nusantara secara
keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh
dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Adapun Indikator variable yang
digunkan dalam rasio Rentabilitas ini adalah Profit Margin, Return on Equity
(ROE), Return On Total Assets (ROA).
a. Profit Margin
ProfitMargin = (EAT / Penjualan) X 100%
Tahun 2011 = (4.077.870.960 / 3.657.580.000) X 100% = 111,49%
Tahun 2010 = (4.363.455.960 / 4.035.580.000) X 100% = 108,12%
Tahun 2009 = (3.827.794.560 / 3.528.580.000) X 100% = 108,48%
ANALISIS
Profit
Margin, menunjukkan rasio yang menggambarkan
efisien wujud dari upaya bank untuk bisa menekan biaya sekecil mungkin guna
menghasilakn keuntungan yang sebesarbesarnya. Dari hasil analisis rasio ini profir
margin mengalami peningkatan dari tahun 2010 ke tahun 2011 naik sebesar
3,37%. Hal ini disebabkan laba sebelum pajak mengalami penurunan sebesar 6,54%
dikarena meningkatnya beban usaha sebesar 8,97%. Sedangkan untuk penjualan mengalami
penurunan sebesar 9,37%. Penyebab penurunan pada penjualan yaitu penurunan pada
tingkai investasi sebesar 19,88%. Sementara penurunan yang kecil pada laba
perusahaan disebabkan perusahaan tidak mampu menekan biaya yang cukup besar
yaitu pada tahun 2011 naik sebesar 8,97%. Sehingga kenaikan tersebut berpengaru
pada tingkat Laba Perusahaan. Jadi rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp.1,00
yang diinvestasikan oleh CV Lembu Mada Nusantara tersebut akan menghasilkan
laba bruto sebesar Rp. 1,0812 tahun 2010 dan Rp.111,49 pada tahun 2011.
b.
Return On Asset
Return On Assets = (EBIT / Total
Aktiva) X 100%
Tahun 2011 = (5.097.338.700 / 4.789.061.800) X 100% =106,44%
Tahun 2010 = (5.454.319.950 / 7.174.794.700) X 100% = 76,02%
Tahun 2009 = (4.784.743.200 / 6.643.199.700) X 100% = 72,02%
ANALISIS
Return On Asset, menjelaskan tentang hasil yang didapatkan dari investasi yang
dilakukan perusahaan pada total aktiva. Dari hasil analisi yang dilakukan rasio
ini mengalami peningkatan dari tahun 2010 ketahun 2011 sebesar 30,42%. Hal ini
disebabkan laba sebelum pajak mengalami penurunan sebesar 6,54%, karena
meningkatnya beban usaha sebesar 8,97%. Sedangkan total aktiva mengalami
penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 33,25% dikarenakan kas dan
seratas kas menurun sebesar 12,40% dan piutang dan persedian mengalami
penurunan sebesar 40,52%. Jadi rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp.1,00
dari total aktiva mampu menghasilakn laba bersih sebesar Rp.1,00 pada tahun
2010 dan Rp.1,0644 pada tahun 2011.
c.
Return On Equity
Return on Equity = (EAT / Modal Sendiri)
X 100%
Tahun 2011 = (4.077.870.960 / 3.289.893.564) X 100% = 123,95%
Tahun 2010 = (4.363.455.960 / 6.355.868.659) X 100% = 68,65
%
Tahun 2009 = (3.827.794.560 / 5.778.444.552) X 100% = 66,24
%
ANALISIS
Return
On Equity, memberikan gambaran kemampuan perusahaan
dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Dari
hasil analisi, rasio ini mengalami peningkatan dari tahun 2009 tahun 2010,dan
naik lagi sebesar 123,95% pada tahun 2011. Peningkatan disebabkan laba sebelum
bunga dan pajak mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar
6,54%. Dan modal sendiri mengalami penurunan yaitu sebesar 48,24% tetapi
penurunan bunga dan pajak tidak terlalu besar,sehinnga meningkatnya Return on
asset pada tahun 2011. Jadi dapat diartikan bahwa dimana kondisi perusahaan
sangat baik karena masih diatas rata-rata.
Untuk
memudahkan dalam membahasnya, maka angka-angka yang dihasilkan tersebut dimasukkan
dalam tabel sebagai berikut :
Tabel.
1 Rekapitulasi Perhitungan Rasio Likuiditas, rasio Salvabilitas dan rasio
Profitabilitas pada tahun 2009, 2010 dan 2011.
Keterangan
|
2011
|
2010
|
2009
|
Persentase
Naik/Turun
|
1.Rasio
Likuiditas
|
||||
a.Current
Ratio
|
418,30%
|
525,69%
|
512,34%
|
(107,39%)
|
b.Acid Test
Ratio
|
386,63%
|
491,16%
|
470,64%
|
(104,53%)
|
c.Cash Ratio
|
361,00%
|
434,78%
|
420,24%
|
(37,78%)
|
2.Rasio
Solvabilitas
|
||||
a.Total Debt
to total Asset Ratio
|
37,38%
|
77,17%
|
37,97%
|
(39,79%)
|
b.Debt to
Equity
|
54,43%
|
87,12%
|
85,03%
|
(32,69%)
|
3.Profitabilitas
|
||||
a.Profit
Margin
|
111,49%
|
108,12%
|
108,48%
|
11,37%
|
b.Return on
Asset
|
106,44%
|
76,02%
|
72,02%
|
30,42%
|
c.Return on
Equity
|
123,95%
|
68,65%
|
66,24%
|
55,30%
|
Sumber
: CV Lembu Mada Nusantara Samarinda
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis, penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Analisis kinerja keuangan ditinjau dari rasio likuiditas
pada tahun 2009, 2010 dan 2011 cenderung menurun atau berfluktuasi. Berdasarkan
perhitungan Current Ratio dari tahun 2009-2010 mengalami peningkatan
yang disebabkan aktiva lancar yang semakin meningkat dan menurunnya utang
lancar sehingga current ratio pada tahun 2009-2010 mengalami
peningkatan. Sedangkan pada tahun 2010-2011 current ratio cenderung mengalami
penurunan yang disebabkan aktiva lancar mengalami penurunan dan hutang lancar
dari tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sehingga menyebabkan current ratio pada
tahun 2010-2011 ini mengalami penurunan. Kemudian pada Acid test ratio atau
quick ratio terjadi peningkatan pada tahun 2009-2010, hal ini disebabkan
aktiva lancar semakin meningkat dan utang lancarnya menurun. Pada tahun
2010-2011 quick ratio mengalami penurunan hal ini disebabkan karena
aktiva lancar mengalamii penurunan dan utang lancar juga mengalami penurunan
sehingga menyebabkan quick ratio pada tahun 2010-2011 mengalami
penurunan. Sedangkan pada cash ratio mengalami peningkatan pada tahun
2009-2010,peningkatan pada cash ratio diakibatkan oleh adanya penurunan nilai
hutang lancar dan disertai dengan adanya peningkatan uang kas . Pada tahun
2010-2011 cash ratio mengalami menurunan yang disebabkan oleh
meningkatnya nilai hutang lancar dan menurunnya uang kas, sehingga menyebabkan cash
ratio mengalami penurunan.
2. Analisis kinerja keuangan ditinjau dari rasio solvabilitas
dari tahun 2009-2011 cenderung mengalami penurunan (berfluktuasi). Pada
perhitungan total debt tototal asset ratio dari tahun 2009-2010 terjadi
peningkatan penggunaan yang disebabkan bertambahnya total aktiva, dan pada
tahun 2011 terjadi penurunan yang menunjukkan kinerja perusahaan semakin meningkat
dengan menurunnya porsi hutang dalam pendanaan aktiva dengan semakin kecilnya
rasio ini menunjukkan sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri dan
mengakibatkan bunga yang kecil. Sedangka perhitungan pada debt to equity ratio
dari tahun 2009-2010 terjadi peningkatan yang disebabkan peningkatan total
utang yang diikuti oleh peningkatan modal, kemudian pada tahun 2011 terjadi
penurunan yang disebabkan total utang dan modal mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya, maka perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Analisis kinerja keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas
atau rentabilitas dari tahun 2009-2011 cenderung berfluktuasi, berdasarkan
perhitungan profit margin pada tahun 2009-2010 terjadi penurunan
kemudian pada tahun 2011 mengalami peningkatan. Terjadinya fluktuasi pada profit
margin disebabkan karena (Earning After Tax) EAT (laba setelah
pajak) dari tahun 2009-2010 mengalami penurunan dan pada tahun 2011 profit margin
mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya (Earning After Tax)
EAT atau laba setelah pajak dan menurunnya penjualan. Sedangkan pada
perhitungan (Return on Asset) ROA mengalami peningkatan dari tahun 2009,
2010 dan 2011 karena terjadinya peningkatan laba yang selalu dapat diimbangi
oleh peningkatan total aktiva. Hal ini berarti kemampuan perusahaan dalam
meningkatkan laba dari tahun ketahun selama tiga tahun mengalami peningkatan
dan menunjukkan kemampuam perusahaan dalam mencapai keuntungan dari aktiva yang
digunakan. Kemudian pada Returt on Equity mengalami peningkatan dari
tahun 2009-2012 hal ini disebabkan adanya peningkatan laba bersih yang
diimbangi dengan modal sendiri.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan yang telah dibuat, maka dapat dikemukakan beberapa saran adalah
sebagai berikut :
1. Dalam menjaga Likuiditas perusahaan atau CV Lembu Mada
Nusantara memerlukan kehati-hatian dalam melakukan aktivitas dan kegiatan
perusahaan, seperti dalam pelakukan pinjaman jangka pendek supaya perusahaan
dapat memperhatikan nilai aktiva yang dimiliki sebagai pertimbangan atas
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya yang jatuh tempo.
2. Untuk CV Lembu Mada Nusantara diharapkan pihak manajemen
dapat memperbaiki rasio solvabilitas perusahaan, sehingga perusahaan mampu
memenuhi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjangnya, baik
dilakukan menekan beban bunga dengan jalan mengurangi hutang pada pihak ketiga
maupun hutang yang jatuh tempo.
CV
Lembu Mada Nusantara harus menjaga profitabilitas guna meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan dengan cara mengelola dan mengevaluasi faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi peningkatan rasio profitabilitas.
Referensi
:
-
Harahap, Sofyan Syafri.
2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit PT
Raja Grafindo Persada.
-
Munawir. 2007, Analisis
Laporan Keuangan. Edisi keempat. Penerbit. Liberty, Yogyakarta.
-
Sutrisno. 2009. Manajemen
Keuangan teori,Konsep dan aplikasi. Edisi Pertama. Cetakan ketujuh.
Penerbit Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar