Selasa, 22 April 2014

Tugas Analisis Rasio Keuangan (SoftSkill)


Analisis Rasio Keuangan dengan Menggunakan
Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas
“CV Lembu Mada Nusantara”


Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan sangat berguna bagi perusahaan karena merupakan informasi yang sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan apakah memuaskan atau tidak memuaskan.Dengan adanya gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan tersebut sangat berguna bagi perusahaan dalam mengambil keputusan kedepannya untuk kelancaran aktivitas perusahaan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk memperoleh laba.
Analisis laporan keuangan dapat memaksimalkan informasi yang masih relatif sedikit menjadi informasi yang lebih luas dan akurat. Hasil analisi laporan keuangan dapat membuktikan berbagai masalah dari suatu laporan. Laporan keuangan bisa menyembunyikan sesuat informasi yang salah tapi hasil analisis laporan keuangan akan memperjelas semua laporan keuangan dengan sejelas-jelasnya. Jadi analisis laporan keuangan merupakan alat yang digunakan dalam memahami masalah dan peluang yang terdapat dalam laporan. Berikut ini akan diuraikan tentang denfinisi analisis laporan keuangan menurut beberapa ahli:
Menurut Munawir (2004 : 35), menjelaskan bahwa: “Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaan atau mempelajari daripada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (tren) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan”.

Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Dalam setiap perusahaan analisis laporan keuangan sangat penting karena tujuan analisis laporan keuanagan adalah untuk menyederhanakan data-data keuangan suatu perusahaan sehingga dapat dimengerti. Dalam menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan harus dilakukan pengorganisir atau mengumpulkan suatu data yang diperlukan, mengukur dan mengasa laporan tersebut sehingga lebih menjadi berarti.
Dari analisis Laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menyederhanakan informasi dari laporan keuangan tersebut. Berikut ini akan dibahas secara lengkap mengenai kegunaan analisis laporan keuangan. Sofyan (2006 : 195)
1.  Dapat memberi informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2.  Dapat menggali informasi tidak tampak secara kasat mata (exspicid) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik lapoaran keuanagn (imlpicid).
3.      Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4.  Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dalam suatu laporan keuangan baik yang dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5.   Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi,peningkatan (rating).

Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan laporan yang menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos yang lainnya. Dengan dilakukan penyederhanaan tersebut sehingga lebih mudah atau dapat menilai secara cepat hubungan antara pos dengan pos yang lainnya dan juga dapat membandingkannya dengan rasio lain,dengan itu kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian. Analisis keuangan tersebut merupakan alat utama yang digunakan untuk memprediksi tingkat perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang.
Menurut Sofyan (2006 : 297), ”definisi dari Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti)”.

Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas ‘CV Lembu Mada Nusantasa’
Berdasarkan Laporan Keuangan CV Lembu Mada Nusantara Samarinda, yaitu laporaan Neraca dan Laporan Laba Rugi tahun 2009, 2010 dan tahun 2011 maka dapat dihasilkan laporan keuangan, dengan alat analisis rasio keuangan yaitu rasio Likuiditas, rasio Solvabilitas dan rasio Profitabilitas atau rasio Rentabilitas dalam CV Lembu Mada Nusantara, ketiga rasio terebut akan dipaparkan dibawah ini:

1.   Rasio Likuiditas
Menurut Sutrisno (2008 : 222), Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan CV Lembu Mada Nusantara untuk membayar atau memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek yang segera harus dipenuhi. Adapun Indikator variabel yang digunakan dalam rasio Likuiditas ini yaitu Current Ration, Acid Test Ratio, dan Cash Ratio.
a.      Current Ratio
Curent Ratio = (Aktiva Lancar / Utang Lancar) X 100%
Tahun 2011 = (2.649.017.800 / 633.281.236) X 100% = 418,30%
Tahun 2010 = (3.170.396.700 / 603.095.894) X 100% = 525,69 %
Tahun 2009 = (3.164.996.700 / 617.758.097) X 100% = 512,34%
ANALISIS
Current Ratio menunjukkan kemampuan CV Lembu Mada Nusantara untuk membayar utang yang harus dipenuhi oleh aktiva lancar. Dari hasil analisis, terlihat bahwa Current Ratio perusahaan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 107,34% dibandingkan pada tahun 2010 dan tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh penurunan aktiva lancar dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 16,45%,dikarenakan penurunan pada kas sebesar 16,16%. Sedangkan untuk Utang Lancar pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 4,77%, hal ini disebabkan utang usaha meningkat sebesar 15,92%. Apa bila dibandingkan dengan standar yang ada, current ratio kurang diatas rata-rata yang telah ditetapkan yaitu di atas 200%. Rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp.1,00 utang lancar dijamin oleh Rp.5,25 aktiva lancar tahun 2010 dan Rp.4,18 aktiva lancar tahun 2011 serta Rp.5,12% . aktiva lancar tahun 2009.

b.      Acid Test Ratio
Acid Test Ratio = (Aktiva Lancar – Persediaan) / Utang Lancar X 100%
Tahun 2011 = (2.649.017.800 - 200.500.000) / 633.281.236 X 100% = 386,64%
Tahun 2010 = (3.170.396.700 - 208.250.000) / 603.095.894 X 100% = 491,16%
Tahun 2009 = (3.164.996.700 - 257.600.000) / 617.758.097 X 100% = 470,64%
ANALISIS
Acid Test Ratio menunjukkan kemampuan CV Lembu Mada Nusantara untuk memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid. Dari hasil analisis terlihat bahwa Acid Test Ratio/ Quick Ratio mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011. Hal ini disebabkan aktiva lancar mengalami penurunan sebesar 16,45% dimana kas mengalami penurunan sebesar 16,16%. Sedangkan persedian mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 3,72% dan dari tahun 2009 ke tahun 2010 menurun sebesar 19.16% yang disebabkan oleh piutang wesel mengalami penurunan sebesar 9,57% pada tahun 2011 dan 3,42% pada tahun 2010. Sedangkan untuk utang lancar mengalami kenaikan dari tahun 2010 ketahun 2011 sebesar 4,77% yang disebabkan oleh utang usaha perusahaan mengalami kenaikan sebesar 15,92%. Disamping itu, rasio ini menunjukkan setiap Rp.1,00 utang lancar dijamin oleh pembayarannya oleh aktiva likuid sebesar Rp.3,87 pada tahun 2010 dan sebesar Rp.4,91 pada tahun 2011 serta Rp.Rp4,71 tahun 2009.

c.       Cash Ratio
Cash Ratio = (Kas +Efek) / Utang Lancar X 100%
Tahun 2011 = (2.013.567.800 + 272.555.000) / 633.281.236 X 100% = 361,00%
Tahun 2010 = (2.301.016.700 + 321.125.000) / 603.095.894 X 100% = 434,78%
Tahun 2009 = (2.296.016.700 + 300.025.000) / 617.758.097 X 100% = 420,24 %
ANALISIS
Cash Ratio menunjukkan kemampuan CV Lembu Mada Nusantara untuk memenuhi utang lancar dengan menggunaknan kas dan surat berharga di bank. Dari hasil analisis, terlihat bahwa cash ratio mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 73,78%. Hal ini disebabkan kas turun sebesar 12,49%. Untuk efek atau surat berharga mengalami penurunan yaitu sebesar 15,12%. Dan utang lancar mengalami kenaikan sebesar 4,77% dimana utang usahanya mkengalami peningkatan sebesar 15,92%. Rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp.1,00 utang lancar dijamin pembayarannya oleh kas dan seratas kas sebesar Rp.4,20 pada tahun 2009, Rp.4,34 pada tahun 2010 dan Rp.3,61 pada tahun 2011.

2.   Rasio Solvabilitas
Menurut Sutrisno (2009 : 217-218), Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan kemampuan CV Lembu Mada Nusantara untuk membiayai kewajiban atau hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Adapun indikator variabel yang disesuiakan dari rasio Solvabilitas adalah Total Debt to Total Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio.
a.      Total Debt to Total Asset Ratio
Debt Ratio = (Total Hutang / Total Aktiva) X 100%
Tahun 2011 = (1.790.725.325 / 4.789.061.800) X 100% = 37,38 %
Tahun 2010 = (5.536.942.618 / 7.174.794.700) X 100% = 77,17%
Tahun 2009 = (4.913.689.404 / 6.643.199.700) X 100% = 37,97%
ANALISIS
Total Debt to Total Asset Ratio menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau berapa bagian dari total aktiva yang dibelanjakan dengan total hutang. Dari hasil analisis, terlihat bahwa debt ratio mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 39,79%. Hal ini disebabkan oleh total hutang turun sebesar 67,66% yang disebabkan oleh hutang pajak pendapatan mengalami penurunan sebesar 33,25%. Sedangkan untuk Total Aktiva mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 turun sebesar 33,25% yang disebabkan oleh kas dan seratas kas menurun sebesar 12,40% dan piutang dan persedian mengalami penurunan sebesar 40,52% Jadi Rasio ini menunjukkan bahwa 85,03% dari total aktiva pada tahun 2009,87,12% dari total aktiva pada tahun 2010, dan 54,43% dari total aktiva pada tahun 2011 dibelanjakan dengan utang.

b.      Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Modal) X 100%
Tahun 2011 = (1.790.725.325 / 3.289.893.564) X 100% = 54,43%
Tahun 2010 = (5.536.942.618 / 6.355.868.659) X 100% = 87,12%
Tahun 2009 = (4.913.689.404 / 5.778.444.552) X 100% = 85,03%
ANALISIS
Debt to Equity Ratio, menunjukkan kemampuan Modal sendiri dari bank yang dapat dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Dari hasil analisis, rasio ini mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 32,69%. Hal ini disebabkan total utang mengalami penurunan sebesar 67,66%. Sedangkan untuk modal dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 48,24% yang disebabkan oleh penurunan cadangan umum mengalami penurunan sebesar 58,68%. Jadi rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat menggunakan modal yang dimiliki untuk membayar total utangnya sebesar 85,03% pada tahun 2009, pada tahun 2010 sebesar 87,12% dan 54,43% pada tahun 2011.

3.   Rasio Profitabilitas
Menurut Sutisno (2009 : 222), Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas manajemen CV Lembu Mada Nusantara secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Adapun Indikator variable yang digunkan dalam rasio Rentabilitas ini adalah Profit Margin, Return on Equity (ROE), Return On Total Assets (ROA).
a.      Profit Margin
ProfitMargin = (EAT / Penjualan) X 100%
Tahun 2011 = (4.077.870.960 / 3.657.580.000) X 100% = 111,49%
Tahun 2010 = (4.363.455.960 / 4.035.580.000) X 100% = 108,12%
Tahun 2009 = (3.827.794.560 / 3.528.580.000) X 100% = 108,48%
ANALISIS
Profit Margin, menunjukkan rasio yang menggambarkan efisien wujud dari upaya bank untuk bisa menekan biaya sekecil mungkin guna menghasilakn keuntungan yang sebesarbesarnya. Dari hasil analisis rasio ini profir margin mengalami peningkatan dari tahun 2010 ke tahun 2011 naik sebesar 3,37%. Hal ini disebabkan laba sebelum pajak mengalami penurunan sebesar 6,54% dikarena meningkatnya beban usaha sebesar 8,97%. Sedangkan untuk penjualan mengalami penurunan sebesar 9,37%. Penyebab penurunan pada penjualan yaitu penurunan pada tingkai investasi sebesar 19,88%. Sementara penurunan yang kecil pada laba perusahaan disebabkan perusahaan tidak mampu menekan biaya yang cukup besar yaitu pada tahun 2011 naik sebesar 8,97%. Sehingga kenaikan tersebut berpengaru pada tingkat Laba Perusahaan. Jadi rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp.1,00 yang diinvestasikan oleh CV Lembu Mada Nusantara tersebut akan menghasilkan laba bruto sebesar Rp. 1,0812 tahun 2010 dan Rp.111,49 pada tahun 2011.

b.       Return On Asset
Return On Assets = (EBIT / Total Aktiva) X 100%
Tahun 2011 = (5.097.338.700 / 4.789.061.800) X 100% =106,44%
Tahun 2010 = (5.454.319.950 / 7.174.794.700) X 100% = 76,02%
Tahun 2009 = (4.784.743.200 / 6.643.199.700) X 100% = 72,02%
ANALISIS
Return On Asset, menjelaskan tentang hasil yang didapatkan dari investasi yang dilakukan perusahaan pada total aktiva. Dari hasil analisi yang dilakukan rasio ini mengalami peningkatan dari tahun 2010 ketahun 2011 sebesar 30,42%. Hal ini disebabkan laba sebelum pajak mengalami penurunan sebesar 6,54%, karena meningkatnya beban usaha sebesar 8,97%. Sedangkan total aktiva mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 33,25% dikarenakan kas dan seratas kas menurun sebesar 12,40% dan piutang dan persedian mengalami penurunan sebesar 40,52%. Jadi rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp.1,00 dari total aktiva mampu menghasilakn laba bersih sebesar Rp.1,00 pada tahun 2010 dan Rp.1,0644 pada tahun 2011.

c.        Return On Equity
Return on Equity = (EAT / Modal Sendiri) X 100%
Tahun 2011 = (4.077.870.960 / 3.289.893.564) X 100% = 123,95%
Tahun 2010 = (4.363.455.960 / 6.355.868.659) X 100% = 68,65 %
Tahun 2009 = (3.827.794.560 / 5.778.444.552) X 100% = 66,24 %
ANALISIS
Return On Equity, memberikan gambaran kemampuan perusahaan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Dari hasil analisi, rasio ini mengalami peningkatan dari tahun 2009 tahun 2010,dan naik lagi sebesar 123,95% pada tahun 2011. Peningkatan disebabkan laba sebelum bunga dan pajak mengalami penurunan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 6,54%. Dan modal sendiri mengalami penurunan yaitu sebesar 48,24% tetapi penurunan bunga dan pajak tidak terlalu besar,sehinnga meningkatnya Return on asset pada tahun 2011. Jadi dapat diartikan bahwa dimana kondisi perusahaan sangat baik karena masih diatas rata-rata.

Untuk memudahkan dalam membahasnya, maka angka-angka yang dihasilkan tersebut dimasukkan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel. 1 Rekapitulasi Perhitungan Rasio Likuiditas, rasio Salvabilitas dan rasio Profitabilitas pada tahun 2009, 2010 dan 2011.

Keterangan
2011
2010
2009
Persentase Naik/Turun
1.Rasio Likuiditas




a.Current Ratio
418,30%
525,69%
512,34%
(107,39%)
b.Acid Test Ratio
386,63%
491,16%
470,64%
(104,53%)
c.Cash Ratio
361,00%
434,78%
420,24%
(37,78%)
2.Rasio Solvabilitas




a.Total Debt to total Asset Ratio
37,38%
77,17%
37,97%
(39,79%)
b.Debt to Equity
54,43%
87,12%
85,03%
(32,69%)
3.Profitabilitas




a.Profit Margin
111,49%
108,12%
108,48%
11,37%
b.Return on Asset
106,44%
76,02%
72,02%
30,42%
c.Return on Equity
123,95%
68,65%
66,24%
55,30%
Sumber : CV Lembu Mada Nusantara Samarinda

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis, penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Analisis kinerja keuangan ditinjau dari rasio likuiditas pada tahun 2009, 2010 dan 2011 cenderung menurun atau berfluktuasi. Berdasarkan perhitungan Current Ratio dari tahun 2009-2010 mengalami peningkatan yang disebabkan aktiva lancar yang semakin meningkat dan menurunnya utang lancar sehingga current ratio pada tahun 2009-2010 mengalami peningkatan. Sedangkan pada tahun 2010-2011 current ratio cenderung mengalami penurunan yang disebabkan aktiva lancar mengalami penurunan dan hutang lancar dari tahun 2010-2011 mengalami peningkatan sehingga menyebabkan current ratio pada tahun 2010-2011 ini mengalami penurunan. Kemudian pada Acid test ratio atau quick ratio terjadi peningkatan pada tahun 2009-2010, hal ini disebabkan aktiva lancar semakin meningkat dan utang lancarnya menurun. Pada tahun 2010-2011 quick ratio mengalami penurunan hal ini disebabkan karena aktiva lancar mengalamii penurunan dan utang lancar juga mengalami penurunan sehingga menyebabkan quick ratio pada tahun 2010-2011 mengalami penurunan. Sedangkan pada cash ratio mengalami peningkatan pada tahun 2009-2010,peningkatan pada cash ratio diakibatkan oleh adanya penurunan nilai hutang lancar dan disertai dengan adanya peningkatan uang kas . Pada tahun 2010-2011 cash ratio mengalami menurunan yang disebabkan oleh meningkatnya nilai hutang lancar dan menurunnya uang kas, sehingga menyebabkan cash ratio mengalami penurunan.
2.      Analisis kinerja keuangan ditinjau dari rasio solvabilitas dari tahun 2009-2011 cenderung mengalami penurunan (berfluktuasi). Pada perhitungan total debt tototal asset ratio dari tahun 2009-2010 terjadi peningkatan penggunaan yang disebabkan bertambahnya total aktiva, dan pada tahun 2011 terjadi penurunan yang menunjukkan kinerja perusahaan semakin meningkat dengan menurunnya porsi hutang dalam pendanaan aktiva dengan semakin kecilnya rasio ini menunjukkan sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri dan mengakibatkan bunga yang kecil. Sedangka perhitungan pada debt to equity ratio dari tahun 2009-2010 terjadi peningkatan yang disebabkan peningkatan total utang yang diikuti oleh peningkatan modal, kemudian pada tahun 2011 terjadi penurunan yang disebabkan total utang dan modal mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, maka perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3.  Analisis kinerja keuangan ditinjau dari rasio profitabilitas atau rentabilitas dari tahun 2009-2011 cenderung berfluktuasi, berdasarkan perhitungan profit margin pada tahun 2009-2010 terjadi penurunan kemudian pada tahun 2011 mengalami peningkatan. Terjadinya fluktuasi pada profit margin disebabkan karena (Earning After Tax) EAT (laba setelah pajak) dari tahun 2009-2010 mengalami penurunan dan pada tahun 2011 profit margin mengalami peningkatan yang disebabkan oleh meningkatnya (Earning After Tax) EAT atau laba setelah pajak dan menurunnya penjualan. Sedangkan pada perhitungan (Return on Asset) ROA mengalami peningkatan dari tahun 2009, 2010 dan 2011 karena terjadinya peningkatan laba yang selalu dapat diimbangi oleh peningkatan total aktiva. Hal ini berarti kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba dari tahun ketahun selama tiga tahun mengalami peningkatan dan menunjukkan kemampuam perusahaan dalam mencapai keuntungan dari aktiva yang digunakan. Kemudian pada Returt on Equity mengalami peningkatan dari tahun 2009-2012 hal ini disebabkan adanya peningkatan laba bersih yang diimbangi dengan modal sendiri.

Saran
      Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, maka dapat dikemukakan beberapa saran adalah sebagai berikut :
1.  Dalam menjaga Likuiditas perusahaan atau CV Lembu Mada Nusantara memerlukan kehati-hatian dalam melakukan aktivitas dan kegiatan perusahaan, seperti dalam pelakukan pinjaman jangka pendek supaya perusahaan dapat memperhatikan nilai aktiva yang dimiliki sebagai pertimbangan atas kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya yang jatuh tempo.
2.  Untuk CV Lembu Mada Nusantara diharapkan pihak manajemen dapat memperbaiki rasio solvabilitas perusahaan, sehingga perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjangnya, baik dilakukan menekan beban bunga dengan jalan mengurangi hutang pada pihak ketiga maupun hutang yang jatuh tempo.
CV Lembu Mada Nusantara harus menjaga profitabilitas guna meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dengan cara mengelola dan mengevaluasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan rasio profitabilitas.


Referensi :
-          Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Penerbit PT Raja Grafindo Persada.

-          Munawir. 2007, Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Penerbit. Liberty, Yogyakarta.

-          Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan teori,Konsep dan aplikasi. Edisi Pertama. Cetakan ketujuh. Penerbit Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar